Perjalanan naik kapal feri antar pulau – Naik kapal feri mungkin bukan pilihan pertama yang terlintas saat merencanakan perjalanan antar pulau, terutama di Indonesia. Padahal, moda transportasi ini menyimpan pengalaman yang tak kalah menarik dibandingkan naik pesawat atau mobil. Dengan harga terjangkau, suasana santai, dan bonus pemandangan laut lepas yang menawan, perjalanan naik kapal feri antar pulau bisa jadi cara terbaik menikmati perjalanan dengan tempo yang lebih pelan tapi penuh kesan.
Perjalanan naik kapal feri antar pulau

1. Mengapa Naik Kapal Feri Jadi Pilihan Menarik?
• Harga Terjangkau
Tiket kapal feri jauh lebih murah dibandingkan penerbangan domestik. Sangat cocok untuk backpacker, pelancong keluarga, atau yang ingin berhemat.
• Pengalaman Unik
Tidak semua hari kita bisa berjalan di geladak kapal, menikmati angin laut, melihat matahari terbit dari atas laut, atau memberi makan camar.
• Membawa Kendaraan Sendiri
Feri memungkinkan kita membawa mobil atau motor sendiri—ideal untuk road trip antar pulau!
• Rute yang Fleksibel
Beberapa feri beroperasi 24 jam dengan jadwal rutin. Cukup banyak pilihan rute di Indonesia seperti:
-
Merak – Bakauheni
-
Ketapang – Gilimanuk
-
Padangbai – Lembar
-
Makassar – Balikpapan
-
Surabaya – Banjarmasin
2. Apa yang Bisa Kamu Nikmati Saat Naik Feri?
-
Pemandangan Laut dan Pulau-pulau Kecil
Nikmati panorama lautan luas, pulau-pulau hijau dari kejauhan, dan langit terbuka tanpa halangan gedung tinggi. -
Sunset dan Sunrise yang Spektakuler
Jika waktunya pas, kamu bisa melihat matahari terbenam atau terbit langsung dari tengah laut. -
Suasana Santai
Tidak ada tekanan boarding atau turbulensi. Kamu bisa duduk santai, berjalan keliling dek, atau tidur di kursi panjang. -
Interaksi dengan Penumpang Lain
Banyak cerita menarik bisa kamu dengar dari para pedagang, sopir antar kota, atau keluarga yang mudik.
3. Jenis Fasilitas Kapal Feri
Fasilitas kapal feri kini makin lengkap dan nyaman, tergantung jenis dan kelasnya:
-
Ekonomi: Kursi plastik atau bangku panjang, toilet umum, area dek terbuka
-
Bisnis/Executive: AC, kursi reclining, kantin, TV
-
Kabina Tidur (di kapal besar): Kasur, AC, kamar mandi pribadi
-
Ruang VIP: Sofa nyaman, makan ringan, lebih tenang dan eksklusif
4. Tips Perjalanan Naik Kapal Feri
✅ Pesan Tiket Lebih Awal
Terutama di musim liburan atau lebaran, tiket bisa cepat habis. Gunakan aplikasi resmi ASDP atau beli langsung di pelabuhan.
✅ Datang Lebih Cepat ke Pelabuhan
Waktu antri bisa lama, apalagi jika bawa kendaraan. Pastikan datang setidaknya 1–2 jam sebelum keberangkatan.
✅ Bawa Bekal Sendiri
Meskipun ada kantin, lebih baik bawa camilan dan air minum untuk menghemat dan menghindari antre.
✅ Pakai Jaket dan Masker
Udara laut bisa dingin dan lembap, apalagi di malam hari. Masker juga membantu menghindari bau mesin kapal.
✅ Isi Baterai Gadget Sebelum Naik
Colokan listrik terbatas. Kalau bisa, bawa power bank.
✅ Siapkan Obat Anti Mabuk
Bagi yang mudah mabuk laut, lebih baik minum obat sekitar 30 menit sebelum kapal berlayar.
5. Cerita Seru Naik Feri
“Saya pernah naik kapal dari Padangbai ke Lombok. Di tengah laut, kami lihat sekumpulan lumba-lumba yang berenang mengikuti kapal. Itu jadi momen tak terlupakan selama liburan.”
– Raka, traveler asal Bandung
“Naik feri dari Merak ke Bakauheni itu seperti ritual wajib kalau mudik. Banyak kenangan masa kecil saya di dek kapal, makan mie rebus sambil lihat laut.”
– Indah, perantau asal Lampung
6. Perbandingan Waktu dan Biaya (Rata-Rata)
Rute | Durasi (estimasi) | Harga per orang (ekonomi) |
---|---|---|
Merak – Bakauheni | 2–3 jam | Rp 20.000–25.000 |
Ketapang – Gilimanuk | 1 jam | Rp 8.500–10.000 |
Padangbai – Lembar | 4–5 jam | Rp 40.000–50.000 |
Surabaya – Banjarmasin | 20–24 jam | Rp 180.000–300.000 |
Catatan: Harga dan waktu dapat berubah tergantung operator dan cuaca.
Penutup
Perjalanan naik kapal feri antar pulau adalah cara bepergian yang bukan hanya ekonomis, tapi juga kaya akan pengalaman. Kamu bisa menikmati suasana laut, menyatu dengan alam, dan merasakan ritme perjalanan yang lebih pelan tapi bermakna. Di tengah kebisingan dan kecepatan dunia modern, kadang kita butuh duduk di dek kapal, memandang horison, dan merasa kecil di tengah samudra.